sejarah

mengenal sejarah sangat penting bagi kehidupan

Rabu, 03 Oktober 2018

Sejarah masuk puseur galuh

Pada awalmulanya saya enggak tau apa itu puseur galuh..???

Waktu itu saya hanya ikut organisasi yang menyangkut alam yaitu organisasi pecinta alam dan ikatan remaja masjid. Pada akhir semester satu itu pada suatu malam saya bertemu sama guru yang paling dekat sama saya beliau bernama Heri Heryana atau RD.Heri Heryana beliau bertamu ke rumah paman saya waktu itu saya hanya ngobrol-ngobrol tentang sekolahan lama kelamaan saya disuruh sama paman saya untuk main kerumahnya.
Pada waktu itu beliau lagi silaturahmi kerumahnya uwa saya dan pada waktu itu juga mulailah beliau mulai mengajak saya untuk belajar pencak silat.
Tapi sebelum itu aku berpikir lagi waduh gimana ini aku takut melanggar janji tentang pencak silat itu soalnya udah lama aku belajar pencak silat tapi dengan cara sembunyi-sembunyi dari orang tua

Rabu, 21 Desember 2016

Agama dan Budaya

Faktor faktor yang mempengaruhi seni budaya di Indonesia Oleh : Muhamad Sajidin Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Muslim pengaruh pada kehidupan politik, budaya dan agama yang kuat. Sementara hampir 90 per persen penduduknya adalah Muslim, Indonesia adalah negara sekuler dengan tingkat tinggi toleransi beragama. Agama-agama lain di Indonesia termasuk Kristen (yaitu di Barat Papua / Irian Jaya, Nusa Tenggara Timur), Hindu (misalnya di Bali) dan Buddhisme sebagai serta kelompok keyakinan kecil. Mayoritas umat Islam di Indonesia mengikuti bentuk Islam dicampur dengan Hindu, Buddha, dan tradisi suku. Sejak 1980-an, Indonesia telah mengalami kebangkitan yang luar biasa dari Islam116. Praktik agama Islam telah menjadi lebih ortodoks, politik Muslim pihak telah menjamur, dan kelompok-kelompok mahasiswa Muslim adalah bagian penting dari 1998 reformis gerakan yang membantu menggulingkan mantan presiden Soeharto. Gerakan Islam di Indonesia adalah beragam, mulai dari fundamentalis posisi berperang melawan pengaruh Barat liberal berdiri menekankan jender paritas dan hak-hak perempuan. Indonesia sering dilanda kekerasan agama-termotivasi dan gerakan separatis sejak kemerdekaannya pada tahun 1949. Dua saat ini gerakan separatis yang signifikan beroperasi di Aceh dan Papua Barat / Irian Jaya. Kedua daerah diberi otonomi yang lebih besar pada tahun 2000-2001. Sebagai kasus di titik, undang-undang otonomi khusus disahkan pada Juli 2001, memberi Aceh beberapa mengukur pemerintahan sendiri, seperti hak untuk langsung memilih sendiri Gubernur. Undang-undang juga memberikan hak untuk mendirikan pengadilan setempat berdasarkan Islam. hukum, Syariah117. Aceh banyak yang menganggap diri mereka lebih ketat Islam dari sisa republik. Di Indonesia, para pemimpin agama moderat telah mendukung kebijakan pemerintah di bidang kesehatan reproduksi. Perwakilan dari Indonesia yang terbesar organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama ("kebangkitan ulama") telah membantu pemerintah untuk melaksanakan keluarga berencana dan populasi. Program 118. Pemimpinnya memahami bahwa kesehatan reproduksi adalah manifestasi dari kesehatan fisik, dan telah mengeluarkan fatwa (fatwa agama) pada keluarga berencana. Mereka telah memungkinkan wanita akses ke pendidikan yang lebih, dan bahkan membantu mereka menjadi hakim di pengadilan Islam. Organisasi memiliki kuat hubungan dengan sekolah-sekolah, universitas, dan klinik kesehatan. Dalam terang HIV / AIDS upaya pencegahan, organisasi berbasis agama semakin menerapkan penjangkauan kegiatan, HIV konseling dan jasa pengujian, dan perawatan dan layanan dukungan untuk orang yang hidup dengan HIV / AIDS dalam berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, organisasi memainkan peran penting dalam mengurangi stigma dan diskriminasi dari orang terinfeksi dan terkena dampak HIV / AIDS. Di Indonesia, 'agama' dan 'keluarga' merupakan pilar penting dari masyarakat119 Di konteks pengeluaran pemerintah rendah pada sektor sosial, unit keluarga elemen sosio-ekonomi yang penting. Orang tua melakukan pengorbanan yang signifikan untuk mendidik dan mendukung anak-anak mereka, yang nantinya diharapkan dapat mendukung mereka. penuaan orang tua. Anak-anak diinisiasi ke agama pada usia dini, sesuai dengan masyarakat harapan. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menghadapi perubahan sosial yang sangat besar terkait dengan Perkawinan 120. Hal ini telah ditandai dengan pernikahan pertama tertunda, terjadi peningkatan jumlah pernikahan cinta, kelahiran tertunda dari anak pertama, dan meningkatkan. kebebasan bagi anak perempuan, terutama untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan mengembangkan karir. Meskipun Indonesia muda sekarang bisa lebih leluasa bersosialisasi dengan lawan jenis, masalah terjadi karena mereka masih harus mengatasi panjang periode pantang seksual sosial-diharapkan sampai menikah, terutama untuk anak perempuan. Sosial-budaya dan agama tekanan dalam kaitannya dengan Namun pernikahan tetap kuat, dan, orang tua saudara, teman, rekan, dan rekan kerja memotivasi orang-orang muda yang masih lajang untuk menikah 121 dan menemukan sebuah keluarga. Para masyarakat harapan yang kuat mengenai pernikahan dan keluarga membuat sulit bagi orang-orang gay dan lesbian untuk secara terbuka menerima dan hidup orientasi seksual mereka. Generasi muda Indonesia cenderung dalam kekacauan pengaruh bersaing. Studi Mikro menunjukkan bahwa aktivitas seksual sebelum menikah di kalangan Indonesia kaum muda adalah umum 122. Sikap kalangan anak muda terhadap seks pranikah tampaknya kurang jelas, Situmorang mengutip studi yang menunjukkan bahwa orang-orang muda semakin toleran terhadap seks pranikah 123. Tahun 2002 - 2003 SKRRI Namun, menemukan bahwa penerimaan seks pranikah bagi perempuan dan laki-laki rendah, antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah 124 Keperawanan juga dianggap tinggi di antara pria dan wanita. Masyarakat sikap terhadap penyediaan kontrasepsi untuk remaja yang belum menikah konservatif, bahkan di kalangan pemuda yang belum menikah itu sendiri. Misalnya, Pemerintah mempromosikan layanan keluarga berencana yang meliputi ketentuan metode kontrasepsi hanya tersedia bagi pasangan yang sudah menikah. Publik pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia bagi pemuda yang belum menikah memberikan hanya informasi dan konseling. Pada 2002-2003 SKRRI, hanya 24 persen dari perempuan yang belum menikah dan laki-laki berusia 15-24 tahun mengatakan bahwa keluarga berencana layanan harus tersedia bagi remaja yang belum menikah 125. Sejalan dengan perubahan sosial yang sedang berlangsung, desentralisasi politik sejak tahun 1998 telah dikaitkan dengan peningkatan kekhawatiran tentang identitas budaya daerah seluruh Indonesia. Neo-konservatisme dan penguatan nilai-nilai patriarkal yang berasal dari fokus baru ini telah memiliki cukup dampak untuk perempuan Indonesia pada siapa beban membatasi praktik jatuh paling banyak 126. Dampaknya telah menyerang di daerah didominasi oleh gerakan ekstremis Islam, tetapi juga dapat diakui dalam daerah lain (yaitu Bali) di mana isu-isu gender bersinggungan erat dengan panggilan ke daerah identitas. Secara keseluruhan, Indonesia menemukan dirinya dalam politik, sosial-budaya dan agama rapuh transisi, di mana gerakan-gerakan Islam moderat dan fundamentalis seimbang, untuk saat ini. Sulit untuk memprediksi aliran agama akan muncul sebagai mendominasi kekuatan, baik akan memiliki implikasi yang kuat untuk reproduksi dan seksual hak-hak orang-orang muda. Beberapa praktek-praktek tradisional secara langsung mempengaruhi kesehatan reproduksi dan seksual dari kaum muda Indonesia. Sebagai contoh, perempuan sunat (FC) adalah luas berlatih di antara sebagian besar kelompok etnis Indonesia. Muslim masyarakat di Indonesia berada dalam mendukung umum FC karena mereka dianggap sebagai baik tradisi dan kewajiban agama 127. Para pemimpin agama ingin praktek terus berlanjut karena interpretasi bersama mereka bahwa FC adalah tindakan yang diperlukan iman. Namun, orang tua dan pemimpin agama sama ditemukan tidak memiliki signifikan pengetahuan tentang hubungan formal antara FC dan Islam. Dalam survei pada sunat perempuan di Indonesia yang dilakukan pada tahun 2003, sekitar 92 persen keluarga mengunjungi menyatakan dukungannya untuk kelanjutan FC tidak hanya untuk mereka gadis anak tetapi juga untuk cucu masa depan mereka 128. Lebih dari dua pertiga dari ibu (69 persen) merasa bahwa FC memiliki efek menguntungkan pada gadis mereka anak, dan hanya 5 persen mengaku percaya bahwa tidak ada manfaat FC. Studi ini menyimpulkan bahwa praktek FC di Indonesia pada dasarnya tradisi yang telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan sedikit mempertanyakan tentang makna atau dasar dalam sejarah Islam atau hukum. Sebuah studi yang berfokus pada kesehatan reproduksi dan seksualitas di kalangan lajang muda perempuan di pulau Lombok menemukan bahwa aborsi bagi perempuan menikah adalah diam-diam diterima, terutama bagi perempuan dengan dua anak atau lebih; tunggal perempuan, di sisi lain, mengalami kehamilan pranikah dan aborsi yang stigmatisasi dan terisolasi 129. Penyedia aborsi yang sangat kritis terhadap menikah wanita yang mencari aborsi, meskipun kesediaan mereka untuk melaksanakan prosedur. Wanita yang mengalami kehamilan pranikah yang tidak direncanakan menghadapi pribadi dan keluarga malu, prospek pernikahan dikompromikan, ditinggalkan oleh mitra mereka, ibu tunggal, seorang anak stigma, awal penghentian pendidikan, dan penghasilan terganggu atau karir, yang semuanya tidak pilihan yang diinginkan 130. Perempuan muda itu hanya mampu sah melanjutkan kehamilan pranikah melalui pernikahan. Dengan tidak adanya tawaran pernikahan, wanita lajang tentu terpaksa aborsi untuk menghindari mengorbankan masa depan mereka.

Sabtu, 06 Februari 2016

sejarah islam



Sejarah Perkembangan Islam di Dunia
Islam dimulai dengan ajaran Muhammad saw., di tempat kelahirannya Mekkah; sifat-sifat yang menjadi ciri agama baru ini dikembangkan setelah beliau pindah ke Madinah dalam tahun 622 M. Sebelumnya beliau wafat sepuluh tahun kemudian, telah jelaslah sudah bahwa Islam bukannya semata-mata merupakan suatu badan kepercayaan agama pribadi, akan tetapi Islam meliputi pembinaan suatu masyarakat merdeka, dengan sistem sendiri tentang pemerintahan, hukum, dan Lembaga Generasi Muslimin pertama, telah menginsafi bahwa Hijrah adalah satu titik perubahan penting dalam sejarah. Merekalah yang menetapkan tahun 622 M sebagai permulaan takwin Islam baru.
Dengan pemerintah yang kuat, cerdas, dan satu kepercayaan yang menggelorakan semangat penganut-penganut dan tentara-tentara dalam waktu yang tidak lama, masyarakat baru ini menguasai seluruh Arabia Barat dan mencari dunia baru untuk ditundukkan.
Setelah sedikit kemunduran pada wafat Muhammad saw., gelombang penaklukan bergerak dengan cepat di Arabia bagian Utara dan Timur, berani menyerang kubu-kubu pertahanan di perbatasan kerajaan Romawi Timur di Syirq al-Ardun dan kerajaan Persia di Irak. Selatan. Angkatan-angkatan perang kedua kerajaan raksasa ini –karena perang tidak henti-hentinya– telah kehabisan kekuatan, dikalahkan satu-persatu dalam suatu rangkaian operasi cepat dan cemerlang. Dalam waktu enam tahun sesudah Muhammad saw. wafat, seluruh Siria dan Irak diharuskan membayar upeti kepada Madinah, dan empat tahun kemudian Mesir digabungkan pada kerajaan Islam baru.
Kemenangan-kemenangan yang mengagumkan tadi, mendahului kemenangan yang lebih besar lagi akan membawa orang Arab dalam waktu kurang dari satu abad ke Maroko, Spanyol, Perancis, pintu-pintu kota Konstantinopel, jauh ke Asia Tengah sampai ke Sungai Indus, membuktikan sifat Islam sebagai suatu kepercayaan kuat, insaf akan harga diri, dan jaya. Sifat ini mengakibatkan pendirian yang tidak kenal menyerah dan memusuhi segala yang ada diluarnya, tetapi menunjukkan toleransi, kesabaran hati yang luas dalam pelbagai masyarakat, keseganan menuntut orang dari golongan lain, dan kebesaran hati mereka dalam waktu kegelapan.
Pada tahun 660 M. ibu kota Kerajaan Arab dipindahkan ke Damsyik, tempat kedudukan baru Khalifah Bani Umayah. Sedangkan Madinah tetap merupakan pusat pelajaran agama Islam; pemerintah dan kehidupan umum kerajaan dipengaruhi oleh adat-istiadat Yunani Rumawi Timur. Tingkat pertama saling pengaruh-mempengaruhi dengan peradaban yang lebih tua ini tidak hanya dilambangkan dengan dua buah monumen, yang indah sekali dari zaman Bani Umayahh ialah Mesjid Raya di Damsyik dan Mesjid Al-Aqsa di Darusalam, akan tetapi kemunculan tiba-tiba cara aliran-aliran baru dan pendapat yang berlawanan dengan paham resmi di “propinsi-propinsi baru.” Akibat paling akhir dari pertumbuhan demikian ialah perpecahan antara lembaga-lembaga agama dan duniawi dalam masyarakat Islam. Pembelahan ini merusakkan azas duniawi Bani Umayah, dan ditambah dengan rasa ketidakpuasan para warga negara bukan Arab, dan pecah perang saudara diantara suku, Arab, menyebabkan jatuhnya tahun 750 M.
Dalam pada itu, perselisihan tadi menjelaskan bahwa dalam abad yang lampau sejak wafat Muhammad saw. kebudayaan agama Islam telah mengalami perkembangan dan konsolidasi yang luar biasa, baik, di dalam maupun di luar Arabia. Seorang guru agama di satu pihak menunjukkan perkembangan kebatinan pada tingkat tertinggi. Ia menyatakan inti sari yang penting dan menghidupkan itu dengan kepribadiannya dan keyakinannya sehingga tampak pada penganutnya sebagai wahyu kebenaran baru..
Itulah sumbangan asasi yang menentukan dari orang Arab terhadap kebudayaan Islam baru. Terhadap peradaban materiil sokongan mereka sedikit. Kemajuan materiil baru mulai; dengan cemerlang setelah Bani Abbas menggantikan Bani Umayah sebagai khalifah, dan mendirikan ibu kotanya yang baru di Baghdad dalam tahun 762 M. Masa pertama dari penaklukan wilayah luar Arabia telah lampau, disusul oleh masa perluasan ke dalam. Abad kesembilan dan kesepuluh Masehi menyaksikan puncak kemajuan peradaban Islam yang luas dan usaha-usaha yang berhasil. Kerajinan, perdagangan, kesenian bangunan, dan beberapa kesenian yang kurang penting, berkembang dengan subur waktu Persia, Mesopotamia, Siria, dan Mesir, memberikan sokongan mereka dalam usaha serentak.
Kegiatan-kegiatan baru ini menumbuhkan kehidupan intelektual. Sedang ilmu pengetahuan agama berkembang pada beberapa pusat baru terbesar dari Samarqand sampai ke Afrika Utara dan Spanyol, kesusasteraan dan pikiran dengan menggunakan sumber-sumber Yunani, Persia, dan juga India, melebar ke jurusan baru, seringkali bebas dari tradisi Islam dan banyak sedikitnya memberontak terhadap kepicikan dan kesempatan sistem kuno. Dengan dorongan perluasan kaki langit alamiah, kecerdasan pikiran, keduniawian, dan kerohanian, saling pengaruh mempengaruhi dengan hebatnya.
Sukarlah untuk menyatakan dengan singkat usaha-usaha bidang intelektual yang bermacam-macam dalam zaman tersebut. “Ilmu pengetahuan Islam” yang lain seperti sejarah dan ilmu bahasa, melebar hingga meliputi sejarah duniawi dan kesusasteraan. Ilmu kedokteran dan ilmu pasti Yunani disediakan dalam perpustakaan buku-buku terjemahan dan dikembangkan oleh sarjana Persia dan Arab, khusus ilmu Aljabar, ilmu ukur segitiga, dan ilmu optik (penglihatan). Ilmu bumi –barangkali yang boleh diumpamakan barometer kebudayaan yang paling cermat– berkembang pada seluruh cabangnya, di bidang politik, organik, matematik, astronomik, ilmu alam, dan pesiar, meluas demikian jauh hingga meliputi negara-negara dan peradaban bangsa yang jauh letak kediamannya.
Ilmu pengetahuan baru tersebut, boleh dikatakan hanya mengenai jumbai-jumbai, pinggiran kebudayaan agama, pemasukan ilmu mantik, dan filsafat Yunani, mau tidak mau menumbuhkan perselisihan paham yang tajam dan pahit. Pertikaian ini memuncak dalam abad ketiga. Para pemimpin Islam melihat dasar-dasar kerohanian dibahayakan oleh keingkaran halus dan cerdik paham rasionalisme murni. Walaupun mereka akhirnya mengalahkan pelajaran yang berpengaruh Yunani, ilmu filsafat selalu tetap harus dicurigai dalam pandangan para alim ulama, biarpun ilmu tadi hanya dipelajari sebagai alat perbantahan dan pembahasan. Lebih berbahaya ialah akibat kemenangan yaitu pertumbuhan dalam kalangan ahli agama, semacam perasaan iri hati terhadap usaha para intelektual yang bercorak murni keduniawian ataupun yang memberanikan diri ke luar dari bidang pengawasan mereka.
Selain keutamaan segi intelektual dan fungsi dalam pelajaran, syariat ialah alat yang paling luas pengaruhnya dan paling tepat membentuk ketertiban sosial dan kehidupan masyarakat bagi bangsa-bangsa Islam. Oleh karena lengkapnya, maka syariat memberi tekanan yang tidak hentinya pada segala kegiatan pribadi dan sosial, dan mewujudkan suatu ukuran-baku yang harus dianut lebih lama, meskipun ada rintangan kebiasaan kuno dan adat-istiadat yang telah berlaku lama. Khusus suku nomad dan suku yang diam di pegunungan, berlawanan. Tambahan pula, syariat memberikan pernyataan praktis dalam memperjuangkan persatuan yang menjadi ciri Islam. Hukum tadi dalam segala pokok yang penting adalah seragam, walaupun pelbagai mazhab berbeda dalam beberapa pasal kecil. Pertumbuhan ini disebabkan karena cita-cita sosial dan cara hidup di seluruh dunia Islam dalam abad pertengahan menuju arah yang sama. Syariat lebih dalam mempengaruhi kehidupan hukum Rumawi; karena memiliki landasan agama dan ancaman hukuman Tuhan, maka syariat adalah pengatur rohani merupakan suara hati umat Islam dalam semua segi dan kegiatan kehidupannya.
Tugas hukum syariat ini bertambah besar artinya waktu kehidupan politik dunia Islam lebih lama menyimpang dari keinginan Muhammad saw. dan pengganti-pengganti beliau yaitu pemerintahan berdasarkan ketuhanan. Keruntuhan khalifah Bani Abbas dalam abad kesembilan dan kesepuluh Masehi membuka pintu tidak hanya bagi kehancuran politik, tetapi juga bagi perebutan kekuasaan kerajaan oleh pangeran-pangeran setempat dan gubernur militer, terbit dan tenggelamnya kerajaan-kerajaan yang berumur pendek, dan berkobarlah perang saudara. Bagaimanapun hebatnya kekuatan politik dan militer kerajaan Islam itu telah dilemahkan, gengsi moral hukum syariat lebih dijunjung dan dapat mengutuhkan serta mengukuhkan bentuk sosial Islam sepanjang pasang surut nasib politik Islam.
Pada akhir, abad kesepuluh Masehi, daerah Islam sedikit lebih luas dibandingkan pada tahun 750. Semenjak diciptakan suatu peradaban besar, memuncak kehidupan intelektual, kaya dan cerdas dalam bidang ekonomi, dipersatukan dengan kukuh oleh syariat yang dihormati; seluruhnya merupakan penjelmaan kekuasaan Islam rohani dan duniawi. Waktu kekuatan militernya berkurang, maka sebagaimana juga. terjadi dengan kerajaan Rumawi enam abad sebelumnya, kerajaan Islam berangsur-angsur dikuasai oleh bangsa-bangsa biadab dari luar perbatasannya; dan juga seperti kerajaan Rumawi, mengenakan pada bangsa biadab tadi agamanya, hukumnya, dan penghormatan terhadap peradabannya.
Bangsa-bangsa biadab itu ialah Turki yang berasal dari Asia Tengah. Tekanan ke arah Barat membawa orang Bulgar, Magiar, Kumari, Pecineg ke Rusia Selatan dan Eropa Timur, mendatangkan suku-suku lain ke Iran dan lebih ke Barat, ke Irak, dan Anatolia. Pekerjaan pengislaman telah dilakukan, waktu mereka masih diam di tempat asalnya di Asia Tengah; oleh karena itu, kerajaan Sultan Turki yang didirikan di Asia Barat mula-mula hanya membawakan sedikit perubahan yang tampak ke luar dalam kehidupan rumah tangga umat Islam. Akibat pertama adalah perluasan militer; ke arah Tenggara menuju India Utara, ke arah Barat Laut menuju Asia Kecil. Pada waktu yang sama, jauh di sebelah Barat, suku Berber nomad telah membawa Islam, ke tepi dunia Afrika Negro di daerah lembah Senegal dan Niger sedang buku-buku Arab nomad yang tidak diawasi lagi oleh kekuasaan khalifah yang terdahulu telah merusakkan dan melengahkan pusat peradaban yang telah didirikan oleh bangsanya sendiri sebelum di atas puing runtuhan Afrika Romawi dan Bizantium.
.Mulai abad kesebelas Masehi, ilmu Sufi mengerahkan kebaktian sebagian besar kegiatan kerohanian umat Islam, dan mendirikan suatu sumber pembaharuan kepribadian yang sanggup mempertahankan tenaga kebatinan selama abad-abad sesudahnya penuh dengan kemerosotan politik dan perekonomian.
Para ahli Sufi, baik sebagai penyiar perseorangan maupun (di kemudian hari) sebagai anggota dalam gabungan tarekat merupakan pemimpin dalam tugas mengislamkan orang penyembah berhala, yang tidak beragama, dan suku yang hanya tipis sekali pengislamannya. Penyebaran agama berhasil ialah terbanyak oleh kawan sebangsa sendiri dari suku-suku tersebut yang biasanya kikuk, buta huruf, dan kasar. Merekalah yang meletakkan dasar-dasar yang memungkinkan generasi kemudian menerima keadaban hukum syariat dan tauhid yang lebih halus. Berkat pekerjaan mereka, maka dalam abad-abad berikutnya, batas-batas daerah Islam dapat diperluas di Afrika, India, dan Indonesia, melintangi Asia Tengah ke Turkestan dan Tiongkok, dan di beberapa bagian Eropa Tenggara
.
Perkembangan yang digambarkan di muka tadi dipercepat oleh malapetaka yang berturut-turut terjadi di Asia Barat dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Penyerbuan pertama kaum Mongol penyembah berhala, membumihanguskan propinsi-propinsi bagian Timur Laut antara 1220 dan 1225 M. Gelombang kedua yang menduduki Persia dan Irak menamatkan khalifah Baghdad yang bersejarah dalam 1258 M, dan memaksakan seluruh dunia Islam Timur, terkecuali Mesir, Arabia, dan Siria, membayar upeti kepada kerajaan Mongol yang besar. Sisa-sisanya diselamatkan oleh golongan militer terdiri dari “budak belian” Turki dan Kipcak, kaum Mamluk, yang telah merebut kekuasaan politik di Mesir.
Di bawah pemerintahan Mamluk, peradaban Islam yang lama langsung berkembang lebih kurang dua setengah abad dalam bidang kesenian benda (istimewa dalam lapangan seni bangunan dan seni-kerajinan logam), tetapi disertai kemunduran daya kerohanian dan intelek.
Pada waktu yang sama, di daerah-daerah kekuasaan Mongol hidup kembali suatu peradaban Islam Persia yang cemerlang pada beberapa segi. Terutama dalam seni bina dan kesenian halus, termasuk seni lukis dalam bentuk yang sangat kecil (miniatur); kebudayaan tersebut berakar dalam kerohanian Sufi. Meskipun kedatangan dua kali “Maut Hitam” dan mengalami serbuan Timur Lenk dalam abad keempat belas yang menghancurleburkan Persia, namun kebudayaan Persia mampu memberikan ragam kepada kehidupan intelektual dari kerajaan-kerajaan Islam baru, –yang dilahirkan pada kedua sisinya– di Anatolia, Balkan, dan India.
Perluasan kerajaan Dinasti Osman di Asia dan Afrika Utara serta pembentukan kerajaan Mughal di India dalam abad keenam belas membawa sebagian besar dunia Islam kebawah pengawasan pemerintahan negara keduniawian yang kuat, memusatkan kekuasaannya yang besar. Ciri khas kedua kerajaan tadi ialah menitikberatkan pada pandangan ahli sunah waljamaah dan hukum syariat. Urusan agama dan urusan ketatanegaraan tidak dipersatukan karena kebijaksanaan militer dan sipil disusun menurut garis tidak Islam yang bebas, tetapi dapat saling menyokong akibat suatu persetujuan yang berlangsung hingga abad kesembilan belas.
Diantara dua saluran kehidupan agama Islam tersebut, saluran Sufilah yang lebih lebar dan dalam. Abad ketujuh belas dan permulaan abad kedelapan belas menyaksikan puncak tertinggi tarekat Sufi. Tarekat-tarekat besar menyebarkan suatu jalinan perhimpunan-perhimpunan dari mula hingga akhir dunia Islam, sedang perkumpulan-perkumpulan setempat dan cabang-cabangnya menggabungkan anggota pelbagai golongan dan kejuruan jadi umat yang bersatu padu. Selain itu, kebudayaan Islam dalam dua kerajaan tersebut yang hanya hidup atas warisan zaman silam, dapat memelihara, akan tetapi jarang dapat menambah kekayaan warisan intelektual tersebut. Tokoh-tokohnya berpendapat bahwa kewajibannya pertama ialah bukan hanya memperluas, akan tetapi memelihara, menyatukan, dan menyesuaikan kehidupan sosial atas sendi-sendi nilai Islam. Dalam batas-batas tersebut kadar persatuan yang telah mereka capai, dan ketertiban sosial yang dapat dilangsungkan memang menarik perhatian.
Persatuan itu merupakan suatu kekecualian yang menyolok mata. Dalam permulaan abad keenam belas, suatu kerajaan baru yang disokong oleh suku Turki dan Adzerbaijan menaklukan Persia dan menghidupkan kembali Syiah yang telah mengalami kemunduran, dan meresmikan Syiah sebagai agama resmi Persia. Selama peperangan dengan Dinasti Osman, orang Turki dari Asia Tengah, dan orang Mughal, yang semuanya ahli sunah waljamaah, Syiah dijadikan ciri perasaan nasional Persia. Akibat perpecahan antara Persia dan tetangganya penting buat semuanya. Umat Islam selanjutnya dipecah menjadi dua golongan yang terpisah, dan hubungan kebudayaan antara dua golongan tadi, sejak itu meskipun tidak diputuskan seluruhnya hanya dapat dilakukan serba sedikit saja. Persia terpaksa terpencil dalam urusan politik dan agamanya mencukupi kebutuhannya sendiri, yang akhirnya memiskinkan kehidupan rohani dan budaya mereka. Lebih-lebih pula waktu kekuatan politiknya mundur, orang suku Afghan dalam abad kedelapan belas melepaskan hubungan dan mendirikan suatu negara sunah merdeka.
Di Afrika Barat Daya adanya perasaan kesukuan diantara kedua pihak, orang Arab dan Berber, menukarkan kegiatan kebudayaan. Aliran ortodoks dan tarekat Sufi, keduanya dipengaruhi pemujaan orang-orang suci, wali yang masih hidup setempat (“marabout”). Di Tunisia dan di beberapa kota lain, sebagian warisan kebudayaan Spanyol Arab tetap dilanjutkan, bahkan waktu Tunisia dan Aljazair merupakan wilayah bajak laut, setengah jajahan kerajaan Dinasti Osman. Di Maroko di bawah sultan-sultan (yang dapat menyelamatkan kedaulatannya hingga 1912), bahkan di Sahara Barat di bawah kepala suku-suku yang lebih kecil, pelajaran ahli sunah yang lazim dilanjutkan, dan diperkuat oleh pengaruh yang datang dari daerah Timur.
Di kepulauan Melayu sendiri, Islam telah beroleh tumpuan di Sumatera dan Jawa, oleh pedagang-pedagang dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Agama Islam lambat laun membiak, sebagian hasil tindakan panglima militer, tetapi lebih cepat dengan jalan perembesan damai, khusus di Jawa. Dari Sumatera, Islam dibawa oleh para perantau ke Semenanjung Malaya; juga dari Pulau Jawa ke Maluku. Sejak itu agama tersebut mendapat kedudukan yang lebih kuat di seluruh kepulauan di bagian Timur hingga ke Pulau Sulu, Mindanao, dan Filipina.
Penyebaran Islam di Tiongkok hingga kini masih terselubung dalam kegelapan. Kelompok muslimin dalam jumlah agak besar, yang pertama menetap di sana –barangkali dalam zaman kerajaan Mongol– dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Jumlahnya bertambah besar di bawah pemerintah Mancu, biarpun ada perasaan permusuhan setempat karena pemberontakan (kadang-kadang hebat) yang dilakukan oleh kaum muslimin. Tetapi, hingga kini tidak mungkin menaksirkan jumlahnya.
Hasil bersih dari perluasan selama tiga belas abad ialah Islam sekarang merupakan agama yang terutama dalam lingkungan daerah luas yang meliputi Afrika Utara, Asia Barat, hingga bukit Pamir, kemudian ke Timur meliputi Asia Tengah hingga
Tiongkok, dan ke Selatan ke Pakistan. Di India hanya tinggal sepersepuluh penduduk yang beragama Islam. Di Semenanjung Malaya, Islam unggul lagi melewati Indonesia hingga berakhir di Filipina. Di pantai Barat Lautan India, Islam memanjang ke selatan sebagai lajur yang sempit dari pantai Afrika hingga Zanzibar dan Tanganyika dengan beberapa kelompok hingga masuk ke Uni Afrika Selatan. Di Eropa, kelompok-kelompok muslimin terdapat di sebagian besar negara Balkan dan Rusia Selatan. Di Amerika Utara dan Amerika Selatan, Islam diwakili oleh kelompok imigran dari Timur Tengah.
Semua agama besar di dunia, maka Islam –sebelumnya perluasan kegiatan misi Kristen dalam abad kesembilan belas– meliputi jumlah bangsa yang terbanyak. Asal mulanya di tengah-tengah orang Arab dan bangsa Semit lain, kemudian Islam berkembang diantara orang Iran, Kaukasus, orang kulit putih Laut Tengah, Slavia, Turki, Tartar, Tionghoa, India, Indonesia, Bantu, dan Negro dari Afrika Barat. Jumlah terbesar sekarang ialah muslimin dari Pakistan dan India sebanyak 100.000.000.
Disusul oleh orang Melayu dan Indonesia sebanyak 70.000.000. Orang Arab dan bangsa-bangsa yang berbahasa Arab menyusul dekat dengan 20.000.000. Muslimin di Asia Barat, 24.000.000, Afghanistan kira-kira 12.000.000, dan Turki (walaupun Islam bukan agama resmi, masih tetap merupakan agama rakyat) 20.000.000. Jumlah masyarakat Islam di daerah Asia, Uni Sovyet, di Turkestan Tiongkok, dan di Tiongkok sendiri sukar ditaksir, tetapi jumlahnya sekurang-kurangnya 30.000.000. Jumlah muslimin di Afrika Negro dan Afrika Timur hanya dapat ditaksir dengan kasar 24.000.000. Akhirnya, kaum muslimin di Balkan dan di Rusia Selatan berjumlah kurang lebih 3.000.000. Oleh karena itu, Islam dapat menuntut memiliki penganut 350.000.000, atau kira-kira sepertujuh dari taksiran seluruh jumlah penduduk dunia
Islam di Amerika Serikat Tiap Hari Bertambah Satu Mualaf
”Alhamdulillah kondisi umat Islam di Amerika Serikat baik-baik saja. Umat Islam terus bertambah banyak di Amerika Serikat, baik sebelum maupun sebelum peristiwa 11 September,” kata Mohammad Kudaimi, angota Nawawi Fondation, sebuah lembaga pendidikan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat. Ia bertutur kepada Republika di sela-sela kunjungannya ke Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah, Jatiwaringin Bekasi, Jawa Barat, awal bulan ini.
Pria keturunan Syria yang sudah menetap di AS selama lebih dari 25 tahun itu kini menjadi warga negara AS. Lima tahun belakangan ini, ia aktif di yayasan itu. Mengutip sebuah koran yang terbit di AS, ia menyebut Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Amerika Serikat. bahkan, ia sedikit meralat redaksional tulisan itu. ”Mestinya juga ditambahkan, setiap harinya di AS, selalu ada warga negara Amerika yang memeluk Islam,” ujarnya.
Apa yang diungkapkannya, kata dia, adalah fakta sesungguhnya yang terjadi di AS. Lembaganya turut membantu para mualaf mengikrarkan syahadat dan membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik. Bagi Kudaimi, sulit untuk memahami fenomena kontradiktif ini.